Aksi Kericuhan Tawuran Remaja Seorang Kritis di Semarang
Fenomena tawuran remaja masih menjadi persoalan serius di kota-kota besar, termasuk Semarang. Sebuah Aksi Kericuhan yang melibatkan puluhan remaja kembali pecah, menyebabkan satu orang kritis dan kerusakan fasilitas umum. Insiden ini menunjukkan betapa berbahayanya Aksi Kericuhan jalanan dan urgensi penanganan serius dari berbagai pihak. Penegakan hukum dan peran serta masyarakat diperlukan untuk menghentikan Aksi Kericuhan semacam ini.
Peristiwa tawuran tersebut terjadi pada hari Sabtu dini hari, 24 Mei 2025, sekitar pukul 02.00 WIB, di Jalan Pahlawan, Semarang. Aksi Kericuhan ini melibatkan dua kelompok remaja yang disinyalir berasal dari wilayah berbeda. Saksi mata di lokasi kejadian melaporkan bahwa kedua kelompok saling serang menggunakan batu, botol, dan senjata tajam seadanya, menciptakan suasana mencekam di jalanan yang seharusnya sepi di jam tersebut.
Akibat dari tawuran brutal ini, satu orang remaja berinisial D (17 tahun) mengalami luka parah di kepala dan harus dilarikan ke RSUP Dr. Kariadi Semarang dalam kondisi kritis. Petugas medis yang menanganinya menyatakan D menderita pendarahan otak dan masih dalam penanganan intensif di ruang ICU. Selain korban kritis, beberapa fasilitas umum seperti rambu lalu lintas dan halte bus juga mengalami kerusakan akibat lemparan benda keras.
Polrestabes Semarang yang menerima laporan segera menerjunkan Tim Patroli Perintis Presisi dan Unit Reskrim ke lokasi kejadian. Petugas dengan sigap membubarkan massa yang terlibat tawuran. Beberapa remaja berhasil diamankan di lokasi, sementara sebagian lainnya melarikan diri. Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol. Cahyo Utomo, dalam pernyataannya pada Minggu, 25 Mei 2025, mengutuk keras Aksi Kericuhan ini. “Kami telah mengamankan lima remaja yang diduga kuat terlibat dalam tawuran ini. Mereka sedang menjalani pemeriksaan intensif untuk mengetahui pemicu dan mengidentifikasi pelaku lain yang melarikan diri,” tegas Kombes Cahyo.
Pihak kepolisian juga mengimbau kepada para orang tua untuk lebih mengawasi pergaulan anak-anak mereka, terutama di malam hari. Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Bapak Dr. Suryo Agung, M.Pd., menambahkan bahwa pihak sekolah akan turut serta memberikan edukasi dan pembinaan akhlak kepada siswa untuk mencegah mereka terlibat dalam kegiatan negatif seperti tawuran. Insiden ini menjadi pengingat bagi semua pihak akan pentingnya kolaborasi antara keluarga, sekolah, dan aparat keamanan dalam membimbing remaja ke arah yang positif dan mencegah terulangnya aksi kekerasan jalanan.