FAKTA JATENG

Loading

Tumpukan Menggunung: Sampah Rumah Tangga Picu Kenaikan 10 Ton di Lombok Tengah

Tumpukan Menggunung: Sampah Rumah Tangga Picu Kenaikan 10 Ton di Lombok Tengah

Lombok Tengah menghadapi masalah serius terkait sampah rumah tangga. Data terbaru menunjukkan adanya kenaikan volume sampah hingga 10 ton per hari, menciptakan Tumpukan Menggunung di berbagai titik. Kondisi ini bukan hanya mengganggu estetika, tetapi juga berpotensi menimbulkan masalah kesehatan dan lingkungan yang lebih besar bagi masyarakat setempat.

Peningkatan signifikan volume sampah ini disebabkan oleh beberapa faktor. Pertumbuhan penduduk, peningkatan aktivitas ekonomi, serta kurangnya kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah menjadi penyebab utama. Setiap hari, sampah rumah tangga terus bertambah, menambah Tumpukan Menggunung yang semakin sulit dikendalikan oleh pemerintah daerah.

TPA yang ada di Lombok Tengah saat ini sudah tidak mampu menampung volume sampah yang terus membengkak. Kapasitasnya terbatas, sementara sampah yang datang tidak pernah berhenti. Akibatnya, sampah mulai meluber dan menciptakan pemandangan Tumpukan Menggunung di pinggir jalan atau lahan kosong, menimbulkan bau tak sedap dan mengundang lalat.

Dampak buruk dari Tumpukan Menggunung sampah ini sangat beragam. Mulai dari pencemaran tanah dan air, hingga potensi penyebaran penyakit akibat sanitasi yang buruk. Kondisi ini juga merusak citra pariwisata Lombok Tengah yang dikenal dengan keindahan alamnya. Diperlukan solusi komprehensif dan berkelanjutan untuk mengatasi masalah ini.

Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah sedang berupaya mencari solusi, salah satunya dengan rencana perluasan TPA atau pembangunan fasilitas pengolahan sampah baru. Namun, proyek semacam ini membutuhkan waktu dan anggaran yang tidak sedikit. Sementara itu, masalah sampah terus menumpuk setiap harinya, membutuhkan penanganan segera.

Edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya pilah sampah dari rumah menjadi kunci. Program 3R (Reuse, Reduce, Recycle) harus digalakkan secara masif. Dengan memilah sampah organik dan anorganik, volume sampah yang berakhir di TPA dapat berkurang secara signifikan. Kesadaran kolektif sangat dibutuhkan.

Selain itu, peran aktif komunitas dan swasta dalam pengelolaan sampah juga sangat diharapkan. Inovasi dalam daur ulang sampah dan pengembangan teknologi pengolahan sampah menjadi energi terbarukan bisa menjadi alternatif solusi. Ini akan membantu mengurangi beban TPA dan menciptakan nilai tambah dari sampah.